Selama jadi Financial Planner, pertanyaan
yang paling sering muncul adalah “Mau investasi bagusnya produk apa ya?”
Jarang ada yang ingin mencek
kondisi keuangannya terlebih dahulu. Kebanyakan dari kita hanya fokus pada
“hasil” yang ingin dicapai.
Namun tahukah kita, kalau sebelum
memulai berinvestasi ada beberapa langkah yang harus kita lewati terlebih dahulu?
Untuk lebih memahami sebenarnya
apa pentingnya financial check-up bisa dicontohkan ketika kita mengajukan
pinjaman ke bank. Seperti halnya waktu kita mengajukan permohonan kredit ke
bank, baik itu kartu kredit, KTA, KPR atau pinjaman modal kerja, satu hal yang
harus dicek oleh bank adalah kesehatan keuangan kita.
Bank akan melakukan pencekan
terlebih dahulu sebelum memberikan
pinjaman. Sumber informasi awalnya bisa dari laporan keuangan kita (statement
tabungan/giro). Kemudian bank juga akan mencari info dari bank lainnya melalui
Bank Indonesia. Nah,Kalau setelah pencekan, anda/perusahaan anda termasuk sehat
tentunya bank akan bersedia memberikan pinjaman kepada anda. Dan sebaliknya
bank tidak akan memberikan pinjaman ketika didapati kondisi keuangan anda tidak
sehat. Indikasi tidak sehat diantaranya seperti berikut: kemampuan bayar kita
tidak sesuai dengan jumlah pinjaman yang diajukan, punya history pembayaran di
bank lain tidak baik, sering menunggak. Atau , bisnis yang kita jalankan masih
tidak teratur pencatatan keuangannya
Analogi tersebut juga berlaku ketika
kita memutuskan akan berinvestasi. Investasi sendiri bukanlah tujuan yang ingin
kita capai, namun adalah kendaraan yang kita gunakan untuk mencapai tujuan
keuangan. Nah, sedangkan financial check-up itu mengukur sejauh mana kesehatan
keuangan kita baik sebelum mulai berinvestasi, atau sesudah berinvestasi.
Tentunya kondisi keuangan semakin sehat yang kita inginkan setelah kita
berinvestasi.
Apa saja yang dicek dalam
keuangan kita? Mari kita cek satu persatu.
1. Liquidity
Ratio
Mengindikasikan
berapa lama (bulan) kita dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan bulanan apabila
tidak ada lagi penghasilan rutin bulanan.
2. Liquid
Assets to Net Worth Ratio
Mengindikasikan
berapa persentasi kekayaan bersih kita yang berbentuk tunai atau setara tunai
3. Solvency
Ratio
Mengindikasikan
seberapa rentan (dalam persen) kita kepada resiko kebangkrutan
4. Debt
to Asset Ratio
Mengindikasikan secara
lebih luas tingkat likuiditas kita. Ini juga menunjukkan kemampuan kita dalam
membayar utang
5. Debt
Service Ratio
Mengindikasikan
apakah kita dapat memenuhi dan memelihara utang. Ini menunjukkan seberapa
banyak dana dari penghasilan yang akan dipakai untuk membayar kembali utang.
6. Net
Investment Asset to Net Worth Ratio
Menunjukkan
seberapa baik kita dalam mengakumulasi kekayaan untuk memenuhi tujuan keuangan
7. Saving
Ratio
Menunjukkan apakah
kita telah cukup menyisihkan dana untuk menabung dalam memenuhi tujuan-tujuan
keuangan kita
Dari tujuh rasio keuangan ini,maka
akan terlihat sudah seberapa sehat kondisi keuangan kita. Kalau belum sehat
gimana dong? Untuk “menyehatkan”
pastinya ada proses dan waktu yang harus dijalani. Dibutuhkan komitmen dan
kedisiplinan untuk itu. Nah kalau ditanya bagaimana supaya sehat keuangannya? Anda
bisa melakukan perencanaan keuangan sendiri atau bisa meminta bantuan expert dengan menghubungi dokter
keuangan a.k.a perencana keuangan yang terpercaya.
Mari lakukan financial check-up dari sekarang. Semakin awal, maka semakin bagus untuk menuju kesehatan keuangan J
Xoxo
Nina_Nola
*gambar diambil dari sini
Mari lakukan financial check-up dari sekarang. Semakin awal, maka semakin bagus untuk menuju kesehatan keuangan J
Xoxo
Nina_Nola
*gambar diambil dari sini