Wednesday, April 4, 2012

Pentingnya Financial Check-Up sebelum Berinvestasi

Selama jadi Financial Planner, pertanyaan yang paling sering muncul adalah “Mau investasi bagusnya produk apa ya?”
Jarang ada yang ingin mencek kondisi keuangannya terlebih dahulu. Kebanyakan dari kita hanya fokus pada “hasil” yang ingin dicapai.
Namun tahukah kita, kalau sebelum memulai berinvestasi ada beberapa langkah yang harus kita lewati terlebih dahulu?

Untuk lebih memahami sebenarnya apa pentingnya financial check-up bisa dicontohkan ketika kita mengajukan pinjaman ke bank. Seperti halnya waktu kita mengajukan permohonan kredit ke bank, baik itu kartu kredit, KTA, KPR atau pinjaman modal kerja, satu hal yang harus dicek oleh bank adalah kesehatan keuangan kita.

Bank akan melakukan pencekan terlebih dahulu sebelum  memberikan pinjaman. Sumber informasi awalnya bisa dari laporan keuangan kita (statement tabungan/giro). Kemudian bank juga akan mencari info dari bank lainnya melalui Bank Indonesia. Nah,Kalau setelah pencekan, anda/perusahaan anda termasuk sehat tentunya bank akan bersedia memberikan pinjaman kepada anda. Dan sebaliknya bank tidak akan memberikan pinjaman ketika didapati kondisi keuangan anda tidak sehat. Indikasi tidak sehat diantaranya seperti berikut: kemampuan bayar kita tidak sesuai dengan jumlah pinjaman yang diajukan, punya history pembayaran di bank lain tidak baik, sering menunggak. Atau , bisnis yang kita jalankan masih tidak teratur pencatatan keuangannya

Analogi tersebut juga berlaku ketika kita memutuskan akan berinvestasi. Investasi sendiri bukanlah tujuan yang ingin kita capai, namun adalah kendaraan yang kita gunakan untuk mencapai tujuan keuangan. Nah, sedangkan financial check-up itu mengukur sejauh mana kesehatan keuangan kita baik sebelum mulai berinvestasi, atau sesudah berinvestasi. Tentunya kondisi keuangan semakin sehat yang kita inginkan setelah kita berinvestasi.


Apa saja yang dicek dalam keuangan kita? Mari kita cek satu persatu.
1.  Liquidity Ratio
Mengindikasikan berapa lama (bulan) kita dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan bulanan apabila tidak ada lagi penghasilan rutin bulanan.
2.  Liquid Assets to Net Worth Ratio
Mengindikasikan berapa persentasi kekayaan bersih kita yang berbentuk tunai atau setara tunai
3. Solvency Ratio
Mengindikasikan seberapa rentan (dalam persen) kita kepada resiko kebangkrutan
4. Debt to Asset Ratio
Mengindikasikan secara lebih luas tingkat likuiditas kita. Ini juga menunjukkan kemampuan kita dalam membayar utang
5. Debt Service Ratio
Mengindikasikan apakah kita dapat memenuhi dan memelihara utang. Ini menunjukkan seberapa banyak dana dari penghasilan yang akan dipakai untuk membayar kembali utang.
6. Net Investment Asset to Net Worth Ratio
Menunjukkan seberapa baik kita dalam mengakumulasi kekayaan untuk memenuhi tujuan keuangan
7. Saving Ratio
Menunjukkan apakah kita telah cukup menyisihkan dana untuk menabung dalam memenuhi tujuan-tujuan keuangan kita

Dari tujuh rasio keuangan ini,maka akan terlihat sudah seberapa sehat kondisi keuangan kita. Kalau belum sehat gimana dong? Untuk “menyehatkan” pastinya ada proses dan waktu yang harus dijalani. Dibutuhkan komitmen dan kedisiplinan untuk itu. Nah kalau ditanya bagaimana supaya sehat keuangannya? Anda bisa melakukan perencanaan keuangan sendiri atau bisa meminta bantuan expert dengan menghubungi dokter keuangan a.k.a perencana keuangan yang terpercaya.

Mari lakukan financial check-up dari sekarang. Semakin awal, maka semakin bagus untuk menuju kesehatan keuangan  J


Xoxo
Nina_Nola

*gambar diambil dari sini

No comments:

Post a Comment